Selasa, 30 Maret 2010

suatu Sore......suatu Pagi


Entah kenapa aku mau menulis peristiwa ini blog-ku ini.

Sebenarnya ini sore itu adalah sore apes buatku. Di suatu sore saat pulang kantor, lokasi di parkiran motor...kudapati ban belakang si Jambrong (julukanku buat Vespa-ku) kempes total. Hari itu aku seharusnya bisa pulang dan sampai di rumah lebih cepat jika saja Jambrong masih oke. Tak dinyana, ban serep juga kempes.
Akhirnya aku pulang ke rumah menaiki Bis Kota. Tiba di rumah sebenarnya aku dah kangen sama anakku. Tapi berhubung ada acara Kebaktian Komisi Kaum Bapak, aku ndak sempat bermain dengannya. Ku lihat dia juga merasa kangen denganku karena semenjak aku sampai di rumah dia selalu manja minta digendong olehku.
Biasanya juga aku naik vespaku ke gereja. Tapi malam itu aku naik ojek. Acara kebaktian dimulai pukul 19.30 Wib dan sebenarnya selesai 20.30 Wib. Akan tetapi aku diajak untuk mengikuti latihan operet paskah, alhasil baru jam 23.00 Wib aku tiba di rumah. Dan sesampainya di rumah aku sempatkan menengok anakku dan istriku yang tertidur. Istriku terbangun dan memintaku untuk membetulkan antena TV yang jatuh terhempas angin.
Kembali ku tengok anakku di tempat tidur.....damai dan lelap sekali. Aku tahu pasti dia kecewa hari ini aku tidak menggodanya dan membuatnya tertawa. "Maaf Nak"...kataku. Aku juga ndak bisa mencium keningnya karena sebenarnya aku juga tengah Flu (pilek, red). Hanya Telapak kakinya yang kuelus-elus sambil ku panggil namanya.
Setelah kubetulkan antena TV, tepatnya kucopot. Aku segera cuci muka,sikat gigi dan ganti baju. Langsung aku menuju tempat tidur. Aku lihat istriku memaksakan diri untuk menstrika baju anakku. Setelah aku tak bisa merayunya untuk segera tidur karena sudah tengah malam, aku biarkan dia mensetrika. Toh baju anakku juga sudah habis,jadi memang harus disetrika malam itu atau besok pagi subuh. Aku segera tidur...sebelumnya aku cium kepala anakku...aku berdoa dan akhirnya tidur....
Alarm handphoneku berbunyi pertanda pukul 03.30Wib. Segera aku bangun, minum air putih hangat dan segera bergegas ke tempat cucian baju karena cucian baju anakku juga sudah bertumpuk akibat 2 hari istriku tak sempat mencuci. Segera kucuci sambil seperti biasa kutumpahkan kangenku dengan anakku melalui bajunya yang ku-kucek sampai bersih. Aku baru selesai mencuci pukul 04.45Wib. Sebelumnya, aku mendengar anakku menangis karena ditinggal istriku ke toilet. Langsung kugendong dan kuajak bicara. Dia segera tenang. Setelah istriku keluar dari toilet, istriku menyiapkan lauksarapanku, langsung Nielsha kuberikan pada istriku. Aku lanjutkan mencuci. Setelah mencuci aku langsung mandi, pake baju dan sarapan. Setelah itu aku bersiap-siap berangkat. Kulihat anakku sudah bangun,sebab ituaku ajak keluarga doa pagi. Aku sempat terlupa untukmengajak anakku berdoa "Met Met Ahu On". Ternyata dia minta istrikuuntuk berdoa "Met Met Ahu On" bersamanya. Istriku memanggilku, dan kami bertiga berdoa kembali "Met Met Ahu On". Setelah itu, aku bersiap berangkat ditemani dan diantar oleh anak dan istriku tepat pada pukul 06.35Wib.
Sampai dikantor pukul 07.26Wib, aku buka laptopku dan membaca semua email yang masuk dan setelah itu bersiap untuk menambal ban si Jambrong. Aku selesaikan semua itu pada pukul 10.00 Wib. karena pada jam itu aku sudah di kantor lagi.
Ini hari yang melelahkan buatku....tapi harus dihadapi. Oh ya nanti malam Latihan operet Paskah lagi jam 19.00 wib. Aku rasa aku akan cepat sampai dirumah untuk melepas kangen pada anakku Nielsha dan istriku karena ban si Jambrong sudah bagus. Semoga.........

Acara HUT Ke-1, Kebaktian Ucapan Syukur dan Acara Adat Tardidi anakku Nielsha Debora Pradana (2)


Setelah itu kami beristirahat dan tidur dalam kelelahan. Pagi harinya, kembali aktifitas kami adalah bersiap-siap untuk berangkat menuju HKBP Rawamangun. Kami terbangun jam 05.00Wib tanggal 7 Maret 2010. Aku langsung bergegas untuk mencuci kendaraan dan mempersiapkan pakaian untuk ke Gereja. Jas, dasi dan sepatu segera kupersiapkan. Begitupun dengan istriku. Anakku sendiri terbangun pukul 06.00 wib. Aku merasa dia masih sangat lelah, tapi apa boleh buat kami cuma berdoa agar hari ini juga Tuhan pimpin. Terutama keuatan dan kesehatan anak kami Nielsha Debora Pradana. Sebelumnya tanggal 5 Maret 2010, kami sudah melaksanakan bimbingan dari Pendeta. Jadi hal itu merupakan suatu kepastian keikutsertaan kami untuk membawa anak kami ke hadapan Tuhan untuk dibaptis. 

Walaupun kami terlambat lebih kurang 15 menit karena hal teknis di salon tempat istriku pesan, tapi semua tetap berjalan baik. Sebelum naik ke altar, aku sempat berbisik ke anakku agar dia tenang saja saat dibaptis (dikenai air) dan tidak takut sama Pendeta yang berjubah hitam. Puji Tuhan, dia tidak nangis dan meronta saat di Baptis. Dia malah melihat dan mengikuti dengan seksama apa yang dilakukan Pendeta Tamba. Ketika namanya disebut Nielsha Debora Marsaulina Pradana, aku mengucap syukur bahwa anakku kini telah dimeteraikan dalam nama Bapa, AnakNya Tuhan Jesus Kristus dan dalam nama Roh Kudus. Halleluyah...anakku berhak mendapat Kerajaan Sorga mulai saat ini. Sesampainya di tempat kami duduk tadi aku berdoa dalam hati agar kiranya Tuhan memberi kami berdua (aku dan istri,red) Hikmat untuk mengajari, membimbing dan menuntun anak kami untuk berpengenalan dan bertumbuh dalam Tuhan Jesus Kristus. Puji Tuhan samapai kebaktian selesai, bersalam-salaman dan pulang sampi di rumah (jati Asih) semua berjalan dengan baik. 

Acara dilanjutkan dengan acara Adat Batak dimana pihak Pardede (Mertua dan Lae) memberikan ulos buat anakku. Semua yang kuundang juga berdatangan dan semua berjalan dengan baik. Puji Tuhan...Halleluyah.... Tuhan Maha Baik,. Cuaca hari itu sepanjang hari cukup cerah dan tidak hujan sama sekali. Anakku juga begitu menikmati keramaian itu dan lebih bersemangat lagi tatkala tiba waktunya untuk potong kue Ultah dan buka kado (termasuk kado yang kemarin dia dapatkan). Acara selesai kurang lebih pukul 17.00 Wib dan kami beberes dibantu adik-adik, Bapa dan Mama. Semua dikerjakan sampai pukul 20.00 Wib. Setelah Bu'De Atun pulang, kami bertiga baru bisa tidur dalam kelelahan sampai hari Senin Pagi. Sekali lagi Tuhan Maha Baik, dia memberikan pertolongan dan kekuatan serta kesehatan buat kami bertiga. Semua untuk kemulian namaNya, Tuhan Jesus Kristus. 

Terimakasih buat Tuhan Jesus Kristus Raja Seluruh Bumi, Terimakasih buat Keluarga Besar Pardede dohot Boruna, Terimakasih buat Keluarga Besar Op. Pamontang Laut dan dan Terimakasih buat perwakilan Parsahutaon Dos Roha Jatiasih dohot humaliangna. Kiranya Tuhan Jesus Memberkati kita semua dan ini semua untuk Kemuliaan Nama Tuhan Jesus Kristus......... Amien

Senin, 29 Maret 2010

Acara HUT Ke-1, Kebaktian Ucapan Syukur dan Acara Adat Tardidi anakku Nielsha Debora Pradana (1)



Beberapa hari ini badanku kurang sehat. Tapi tidak separah ketika aku masih tinggal di Rawamangun dohot humaliangnya. Mungkin karena kelelahan setelah 2 bulan aku mempersiapkan segala sesuatunya buat acara HUT ke-1 dan Tardidi (baptis,red) anakku Nielsha Debora Marsaulina Pradana br. Pangaribuan. Aku dan Istri mempersiapkan segala sesuatunya berdua. Mulai dari mengkonsep, menyusun jadwal acara, membeli ini dan itu, kemudian acara berlangsung sampai beberes. Tapi biarpun begitu kami tetap merasa senang.

Perencanaan acara ini sebenarnya sudah kami rencanakan saat anakku berusia 3 bulan. Tetapi karena satu dan lain hal, makanya harus diundur beberapa waktu sehingga acara kami putuskan untuk diselenggarakan pada 7 Maret 2010. Kenapa tanggal ini dipilih adalah karena beberapa alasan :

  • Anakku lahir 19 Februari 2009, jadi kalau dibuat tanggal 6 Maret tentunya umurnya sudah genap 1 tahun (lewat dikit lah)
  • Jadwal Baptisan kudus di Gereja HKBP Rawamangun adalah Minggu ke-1 setiap bulan. Ini bertepatan pada tanggal  7 Maret 2010. ya sesuai aja lah...
  • Bertepatan juga kami sekeluarga mendapatkan kesempatan sebagai tuan rumah di Kebaktian Sektor IV Gereja POUK (Persekutuan Oikumene) BDP tahun 2010 ini. Nah, kami memilih tanggal 6 Maret 2010 sebagai hari pelaksanaannya.

Rangkaian persiapan kami mulai di awal tahun 2010. Kami mencari informasi sebanyak-banyaknya buat Acara HUT terlebih dahulu, kemudian Acara Tardidi. Setelah hampir 1 bulan survey, kami memutuskan memakai Hoka-Hoka Bento (bukan promosi ya, red) sebagai vendor acara ini yang dilaksanakan pada 6 Maret 2010 jam 15.30 wib. Kemudian kami menyiapkan tenda dengan cara sewa ke usaha jasa tenda, dimana kami menggunakan DANU TENDA. Luasnya 540 m2, menutupi halaman depan dan belakang rumah. Untuk bangkunya, kami meminjam dari pengurus RT setempat. Sedangkan untuk acara adat setelah tardidi, kami pergunakan Lapo Marpadot Be (kebetulan ini besan mertuaku yang punya, red) sebagai vendor. Dengan harga yang lumayan juga (ndak terlalu mahal dan juga tidak terlalu murah tapi mengenai rasa, tidak ada yang ngalahin), kami sudah bisa tenang tidak akan kekurangan. Secara ini juga pesta berenya Tulang Panjaitan par-Marpadot juga..wakwkakwkak.

Seminggu sebelum acara dimulai, anakku sakit...... Batuk Pilek dan disertai demam... kami betul-betul sangat cemas sekali....pikiran kami "apakah kuat anakku ini mengikuti rangkaian acara 5, 6 dan 7 Maret 2010?" tapi semuanya itu mereda pada hari Kamis tanggal 4 Maret 2010, walaupun pileknya masih ada sedikit. 

Akhirnya tepat pada tanggal 6 Maret 2010, kami laksanakan HUT Ke-1 Nielsha Debora Pradana br. Pangaribuan. Saat pagi sampai siang, pasang tenda, cuaca cukup baik. tetapi menjelang jam 2 hujan turun lebat sekali. Kami sudah sangat cemas, kalau-kalau tamu banyak yang ndak bisa datang. Tapi setelah ditunggu akhirnya tepat pukul 16.00 wib, acara dimulai dan tamu-tamu yang diundang (secara ini acara anak-anak) hampir seluruhnya datang. Puji Tuhan, kami bersyukur Tuhan pimpin acara sampai selesai. Kado-kado yang diberikan oleh teman-teman anakku pun cukup banyak, padahal kami tidak menyangka. Aacara selesai kurang lebih pukul 17.15 Wib.  

Dan untuk acara selanjutnya adalah Kebaktian Sektor IV Gereja POUK (Persekutuan Oikumene) BDP. Untuk acara ini, kami memakai jasa catering salah satu anggota sektor IV juga (ini rekomendasi para sesepuh sektor IV).  Hujan mulai berhenti saat tamu-tamu (sekitar jam 18.50 Wib) mulai berdatangan. Dan hujan sama sekali berhenti...Puji Tuhan...karena yang datang kebanyakan para sepuh juga, kami sebenarnya khawatir banyak yang ndak datang. Tapi Puji Tuhan, smua berjalan baik...Tuhan juga pimpin acara ini sampai selesai... Semoga semua yang datang dan kami sekeluarga juga Tuhan berikan berkat rohani. Amien... Anakku, sebenarnya sudah lelah sekali. Sengaja istriku menidurkannya terlebih dahulu, akan tetapi karena mendengar suara orang bernyanyi, akhirnya dia bangun dan bertepuk tangan di dalam kamar sampai akhirnya istriku mengajak keluar kamar dan ikut kebaktian. Dalam hatiku, anakku ternyata juga mau memuji Tuhan...heheheh... Semoga menjadi alat Tuhan bagi Kemuliaan-Nya..Amien... Pada acara ini aku menyampaikan kesaksian perjalanan 1 tahun keluarga kami (setelah anakku lahir)...Puji Tuhan biarlah semua untuk KemulianNya.

Setelah acara selesai, kami semua beberes. Kami dibantu Bu'De Atun dan Lili (sepupuku), selesai jam 00.00 Wib. Kami (aku , istri dan anakku yang sudah tertidur kami lipat tangannya membentuk posisi berdoa)  berdoa bagi acara hari itu. Sungguh Tuhan Baik... kami bertiga diberi kekuatan, kesehatan dan hikmat serta tuntunanNya sehingga semua rangkaian acara berjalan dengan baik. 

Minggu, 28 Maret 2010

Teman Lama, sahabat lama...


Punya seorang teman seperjuangan tentulah sangat membanggakan. Walaupun berpisah, tapi tetap masih ada perasaan yang menggebu untuk bertemu. Keinginan untuk bercerita, tertawa dan kelakar tentunya sangatlah besar. Seorang sahabat lama ku tiba-tiba muncul di Facebook. Aku sangat terkejut karena pastinya dia sudah menghilang sangat lama. Yang aku ingat terakhir bertemu dengan dia adalah pada saat Amangboruku dirawat di RS Cikini, sakit Leukemia. Itu kurang lebih sekitar tahun 2002, karena seingatku aku mulai kerja saat Amangboruku itu meninggal. Kami hampir 1 jam bercerita di Taman Rumah Sakit. Walaupun singkat, tapi yang aku sayangkan adalah aku tidak menggali informasi dengannya. Sehingga kami putus komunikasi total
Tapi siang in, aku bangga karena akhirnya kami bisa bertemu walaupun hanya lewat dunia maya seperti Facebook. Kondisi kami juga sudah banyak berubah. Minimal kaami sudah sama-sama menikah dan bekerja, sayang foto sahabatku itu tidak dicantumkannya di FB, jadi aku sendiri tak tahu sekarang seperti apa perubahannya.
Kami pernah bersama, tepatnya bertiga. Tidur, makan, nongkrong, "mangepe" (martandang,bahasa batak; red), pergi kuliah bareng, rebutan bis bareng dan mengikuti kebaktian PDO Getsemani FMIPA UNSRI juga bersama. Kami juga yang menanamkan anti exclusifisme di kampus, sehingga banyak orang yang kenal dan berteman dengan kami.

Sayang...sahabat ku itutidak berhasil menyelesaikan kuliah karena satu dan lain hal. Di jurusannya, dia sangat disegani karena memang sangat mahir dalam mata kuliah statistik dan aljabar. Sempat terkatung-katung di tahun ke-2, akhirnya dia memutuskan untuk mengikuti abangnya di Ujung Pandang. Memang abangnya inilah yang banyak mensupport dia. 

Tapi yang aku bangga adalah kami bertiga tetap bisa berkomunikasi walaupun sempat hilang kontak. Semoga suatu saat kami bertiga bisa bertemu lagi dan melakukan hal-hal yang positif.

Kamis, 25 Maret 2010

Quo Vadis Parsahutaon


Ide saya menulis ini muncul saat saya dalam perjalanan ke kantor. Di perumahan saya tinggal, orang-orang Batak yang tinggal juga di situ berusaha selalu berkumpul untuk tetap melanjutkan kebersamaan dalam sebuah kumpulan yang dinamakan Parsahutaon Dos Roha. Ada yang menarik dari kumpulan dimana saya juga sebagai anggota adalah komposisi keanggotaannya sangat heterogen dari segi umur, asal muasal dan tingkat ekonomi. Tetapi kami semua berusaha menjalankan peran, tugas dan fungsi kami baik sebagai anggota maupun pengurus.

Kami semua juga sangat menghormati adat-istiadat Batak walaupun hanya sekedar menggunakan panggilan "lae", "ito", "abang/akkang", "kakak/haha", bere dsb. Terkadang timbul pertanyaan dalam diri saya, sampai kapan hal ini bisa bertahan? Masih kah anak cucu saya merasakan kehangatan seperti saat  saya merasakan sekarang ini? Kalau mau sedikit melihat ke sekeliling lagi, tidak sedikit juga,bahkan yang sudah tua, tidak mau bergabung dengan kumpulan ini. Padahal kami semua sangat membutuhkan mereka, karena merekalah yang lebih berpengalaman. Sehingga mereka dapat membimbing, mengajari dan mengarahkan kami terutama buat saya sendiri yang merupakan pasangan keluarga muda. 

Persoalan lagi adalah saat ini banyak juga pasangan muda (batak) yang tidak mau bergabung juga karena mereka sibuk dengan segala kesibukannya juga. Ke Kantor, Bisnis, Usaha dll mengambat langkah kaki mereka untuk sekedar beranjangsana dengan keluarga batak lainnya. 

Alangkah ironis sebenarnya. Kalau saja semua keluarga batak memahami makna dan keuntungan di balik kegiatan Parsahutaon, tentunya makin banyaklah mereka yang mendaftar dan kemudian aktif melayani satu dengan lainnya.  Saling kunjung, membesuk dan memberikan dorongan serta motivasi kepada pihak yang sedang mengalami pergumulan berat adalah contoh kegiatan dalam parsahutaon. Kalau kegiatan yang menyenangkan tidak usah di persoalkan karena pastilah itu membuat semua pihak akan datang. Tetapi kalau kemalangan?....

Kami, dijepit oleh 2 situasi yang menjadi realita. Bagaimana meresponnya? Mau idealis atau tetap mengikuti arus?   Quo Vadis Parsahutaon....





Rabu, 24 Maret 2010

Ingin Kembali ke Masa Lalu


Hampir 10 Tahun sejak lulus dari Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam, tiba-tiba beberapa waktu yang lalu saya sangat merindukan masa-masa itu kembali saya alami. Masa-masa dimana saya merasakan kesulitan dalam memecahkan soal-soal Fisika, kemusian ke perpustakaan mencari informasi (bahkan kadang harus pinjam buku dari perpustakaan), setelah itu kembali ke soal tersebut, kutak-kutik, muncul kesulitan lagi, cari informasi lagi, sampa akhirnya menyimpulkan persoalan itu dengan kesimpulan sendiri (yang belum tentu benar). Lalu meneruskan dengan soal-soal lain...dan begitu seterusnya. 

Betul-betul saya merindukan masa-masa seperti itu. Berkutat dengan Fisika memang  mengasyikkan. Padahal kalau dilihat di masa-masalah sekolah (SMP dan SMA) Fisika adalah momok yang paling menakutkan. Jangankan untuk melihat gurunya, mendengar saja sudah muak. 

Lalu setelah saya mulai berada di dunia kerja (2 tahun setelah lulus), saya kembali muak dengan Fisika karena menurut saya semua yang sudah saya lakukan adalah sia-sia. Tidak perlu susah-susah dengan Fisika sebenarnya, cari yang ringan saja kita toh akhirnya masuk "perangkap" dunia kerja yang ujung-ujungnya mencari DUIT untuk mengisi rongga perut kita yang besarnya cuman 1 jengkal tangan saja.

Huh, menyebalkan kalau sekarang itu mau digali lagi. Karena pikiranku sebenarnya sudah berkarat dengan banyak hal.  Tapi entah kenapa, saat inti "rindu" itu datang..... Kejenuhan bekerja....atau tingkat stress yang mendekati......Yang pasti rindu itu membuatkau kembali membuka-buka tentang Fisika, Gelombang, Transformasi Fourier, Seismik, Instrumentasi Fisika, Schrodinger.