Minggu, 19 September 2010

Rest In Peace-1 (Kartini Dameria br. Pangaribuan, N. Nathalia)


Disaat semua Warga Negara RI sedang mempersiapkan masa-masa liburan Idul Fitri, kami semua Pomparan Op. Pamontang Laut sedang bersiap-siap untuk menghadapi kondisi terburuk dari salah seorang anggota kami yakni Namboru kami Kartini Dameria, SE

Saat itu, tanggal 8 September 2010 saya berangkat ke kantor dengan hati yang memang kurang menyenangkan. Selain, hari itu adalah hari terakhir kerja (sebab besoknya adalah cuti bersama Lebaran), saya juga harus menjemput ito (boru ni Bapauda yang kebetulan sudah kuliah di UI) di Terminal Pasar Minggu jam 1 siang.

Akhirnya, tepat waktu aku jemput itoku itu dan sepanjang perjalanan aku ditelepon keluarga bahwa Namboru Kartini sudah masuk RS Cipto lagi dan posisinya sudah di UGD. Keluarga juga meminta aku untuk mencarikan klinik untuk perawatan karena ternyata di RSUPN Cipto, Namboru Kartini sudah disarankan untuk pulang. Rencananya di Klinik tersebut, Namboru Kartini hanya perawatan yang layak saja karena semua dokter di RSUPN Cipto sudah  "angkat tangan" untuk merawat sakitnya. Pengobatannya juga simptomatik dan tidak spesifik, sebab memang kondisinya sudah parah sekali.

Kami keluarga akhirnya memutuskan untuk memindahkan Namboru ini ke RSPAU Esnawan Antariksa Halim. Setelah berupaya semaksimal mungkin, dan dengan sedikit "kebohongan", akhirnya Namboru ini diperkenankan untuk dirawat di RSPAU. Dengan bantuan oksigen (karena kepayahan bernafas akibat di paru-parunya ada air) dan infus untuk memasukkan cairan. Dari tangannya juga sudah merembes air, jadi seolah tangannya seperti spon/busa. Sehingga aku perkirakan juga bahwa cairan infus tersebut sebenarnya tidaklah bekerja sebagimana mestinya. Tapi begitulah.... "show must go on"

Hari demi hari, kami lalui. Sebenarnya aku sendiri sudah berfirasat bahwa tidak lama lagi Namboru ini akan bersama dengan kami. Hal ini dilihat dari kondisi terakhirnya yang memang cukup parah. Tapi semua usaha akan dilakukan dengan standar "TERBAIK" 


Tepat hari Kamis tanggal 11 September 2010, aku dan istri berangkat untuk membesuk Namboru ini. Dari awal kami pergi sebenarnya sudah banyak kejadian yang menghalangi kami. Memang tujuan semula kami membesuk adalah untuk berdoa buat kesembuhan Namboru ini. Halangan dimulai saat anak kami agak sulit makan hari itu, setelah dibujuk, barulah dia mau makan. Setelah itu disepanjang perjalanan, ketika di dekat pintu masuk Komplek Halim, tali kopling Vespaku (Jambrong) tiba-tiba kendor. Aku sudah panik. Sebab, bengkel vespa dan bengkel mpotor di daerah situ banyak yang tutup. Tapi akhirnya kami menemukan satu bengkel motor (milik marga Marbun) walaupun ternyata kahirnya aku juga yang kerjakan. Sebab tukang bengkel tersebut tidak bisa nengerjakan Vespa. Hufff...menjengkelkan.

Setelah tiba di rumah sakit, kami menghadapi halangan kedua yaitu ternyata sudah ada kesepakatan Keluarga Pomparan Op. Pamontang Laut  akan mengadakan Perjamuan Kudus tanda penyerahan keluarga terhadap kesembuhan Namboru kepada Tuhan. Dan sekaligus meng-amin-kan jawaban Tuhan. Walaupun sudah ada kesepakatan, dimana Bapakku bersedia mengusahakan Pendeta untuk melayani, ternyata setelah diusahakan...sampai jam 12 siang, Bapak belum dapat Pendeta yang bersedia melayani. Di HKBP memang ketat peraturannya, jadi diupayakan dari gereja lain yang bersedia. Akhirnya aku menawarkan bantuan, agar Bp. Pdt Eko P. S, S.Th (dari gereja POUK BDP). Akhirnya singkat cerita, keuarga menyetujui agar Pak Eko yang melayani. Masalah yang timbul adalah bahwa kami tidak punya kendaraan untuk menjemput (Walaupun Pak Eko bersedia untuk naik motor ke Rumah sakit, namun tidaklah etis hal tersebut dilakukan). Kami mencoba mencari kendaraan yang mana terakhir adalah opsi meminjam kendaraan tetangga (dongan sahuta) Sitanggang. 

Sepanjang kami berada di rumah sakit, kami melakukan kegiatan bernyanyi dan berdoa bersama Namboru ini. Disela-sela kami bernyanyi, dia sesekali mengangkat tangan, berkata-kata "Capek" atau "Cepat pulang", atau aghghgh dll. Tapi saat kami berdoa, kami merasakan kekuatan lain yang di depan menghalangi kami...... Tiba-tiba saja kami tidak tau harus bernyanyi apa karena buku nyanyian yang ada hanya BUKU ENDE. Itupun...tiba-tiba kami sulit mencari lagu yang kami ketahui...dan masih banyak lagi..... Tapi kami tetap berdoa dan kami percaya TUHAN JESUS tolong kami....

Sepulang dari Rumah Sakit...kami meghalangi lagi halangan dimana tiba-tiba Vespaku tidak bisa distater. Hal tersbut terjadi di SPBU di daerah Pagelarang. hampir setengah jam aku coba untuk menghidupkannya. Akhirnya berhasil..... dan kami lanjutkan perjalana pulang sebab saat itu sudah jam 15.20 Wib.

Sesampainya dekat Perum Puri Gading, di jalan yang agak rusak....kembali vespaku ngadat dan susah dihidupkan..... kami panik karan sudah Jam 15.55 menit. Sementara aku berjanji dengan Pak Eko jam 18.00 wib aku akan menjemput dia di Gereja. Setelah beberapa kali kustater tidak mau hidup, aku dan iostri memutuskan untuk pualng dengan kendaraan lain, dan Vespa ditinggal di Indomaret dekat Perum Puri Gading. 

Kami menemui sebuah Taksi merek "KTI", aku datangi dan menanyakan apakah Bapak supirnya sedang menunggu atau istirahat...tapi karean tidak kooperatif akhirnya kutinggalkan dengan harapan mendapat taksi lain atau terpaksa naik ojek ke rumah. Puji Tuhan, sebuah Bluebird lewat dan akhirnya kami bisa pulang...dengan kondisi lusuh dan emosi.....

Kira-kira pukul 16.00, kami sampai di rumah dan aku mencoba untuk beristirahat dengan harapan bisa lebih segar nantinya. Tapi biarpun begitu, aku terpaksa bangun kira-kira pukul 17.00 wib. Sambil aku mempersiapkan segala sesuatunya, telepon dari Bapak datang untuk memebritahu bahwa kami (termasuk) pendeta akan dijemput adikku Advent. Aku langsung pergi ke rumah tetangga yang ku panggil Kakak (Sitanggang/br. Sitorus). sekaligus memberitahu aku tidak jadi pinjam mobil. Tapi sampai jam 17.30 wib adikku belum datang, dan akhirnya kami pulang. Kami masih sempat menunggu sampai jam 17.50 wib, sebelum akhirnya kuputuskan menelpon adikku untuk menyuruhnya langsung saja ke RSPAU sedangkan aku sendiri berangkat ke rumah Abang Sitanggang untuk kembali meminjam mobil. 

Akhirnya aku dapat menjemput Bpk. Pdt. Eko tepat jam 18.15 wib, dan langsung kami menuju rumah sakit melalui jalan arah Mabes Cilangkap. Memang sesampainya di RS, kami agak terlambat, tetapi seluruh keluarga sudah berkumpul.

Acara berjalan dengan baik, dan masih kulihat Namboru dapat mengikuti Perjamuan Kudus dengan makan roti dan minum anggur Perjamuan. Sempat juga di didoakan untuk kesembuhannya. Puji Tuhan, dia terlihat lebih cerah.....auranya lebih baik saat setelah berdoa. Akhirnya semua selesai dan kami kembali pulang. Bpk. Pdt. Eko sendiri diantar oleh adikku ke gereja POUK, sementara aku baru oulang dari RS kurang lebih jam 23.00 Wib. 

Sampai di SPBU di daerah Jl. Sirojol Munir, ada kejadian lagi. Saat aku mengisi bensin, aku bermaksud mengisi bensin seharga 20 Ribu rupiah. Tetapi apa dinyana, si petugas malah mngisi 20 liter. Akhirnya kembali aku tertahan di SPBU, guna mengeluarkan isi bensin yang ada dalam tanki mobil, dimana disepakati bensin yang kubayar adalah seharga 35 ribu rupiah..... 1 jam yang konyol.

Sesampai nya di rumah, aku mandi dan beristirahat.....memang hari yang melelahkan......

Rest in Peace-2 (In Memoriam Kartini Dameria br. Pangaribuan, N. Nathalia)



Tepat tanggal 14 September 2010, sebenarnya adalah hari pertama seluruh kantor masuk kerja. Baik pemerintahan maupun swasta. hari itu pun aku berangkat kerja dengan situasi jalanan yang lengang. Aku sangat menikmati perjalanan. Oh ya...hari itu omprengan tidak ada, aku bersama-sama dengan langganan omprengan, dimana kami berjumlah sekitar 4 orang menaiki taksi dari daerah Komsen Jatiasih.

Sesampainya di kantor, aku langsung ganti baju. Disaat itulah datang telepon dari Namboru Vera (Op. si Medy) bahwa keadaan Namboru sudah gawat. Segera aku langsung telepon Frans (sepupuku) dan kembali ku konfirmasi kondisi Namboru Kartini. Aku tidak lagi memastikan, tetapi langsung kupercaya memang kondisi sudah cukup parah. 

Aku langsung ambil taksi (express) menuju RSPAU. Di jalan perasaanku mengatakan, bahwa aku akan sempat melihatnya menghembuskan nafas terakhirnya. Setiba di RSPAU, langsung aku naik ke ruang Merak, dan langsung menuju ruangan tempat Namboru di rawat. Kulihatlah nafasnya sudah mulai tersengal-sengal walaupun masih kulihat matanya terbuka. Tangisku tak tertahan.....melihat dia kepayahan bernafas..... Aku hubungi suster perawat yang ada untuk mengidentifikasi kondisi Namboru. Memang dia berkata bahwa tinggal menunggu saja.... sambil kami mencoba untuk mengajaknya berdialog, satu persatu keluarga berdatangan. Keluarga Marpaung yang ada dan kulihat saat itu adalah Nathalia, 2 orang berenya Amangboruku, Ank adiknya dan suster. Sementara itu dari kami Pangaribuan ada Namboru Vera, Inangtua Frans, aku dan mulai berdatanganlah Bapak, Frans, Namboru Herlina dll........

Sekitar pukul 10.00, aku bergegas lagi ke meja perawat untuk mengetahui kondisi terkahir Namboru ini.... Kulihat dia makin sulit bernafas, denyut jantungnya tidak lebih dari 60 per 30..... kadang pun alat tidak bisa mendeteksi, karena semakin lemah...... Kami semua berdoa.....sambil menangis karena kami mulai merasakan akan kehilangan anggota keluarga...... Karena keluarga berfikir untuk kemungkinan terburuk, Bapak menyarankan aku untuk segera mencari informasi tentang Rumah Duka Cikini. Tapi aku menyarankan tidak usah, dan kusarankan juga agar memakai Rumah Duka RSPAU saja. Segera aku mengambil inisiatif untuk mencari informasi tentang pemakaian Rumah Duka RSPAU.....

Kurang lebih jam 11.00 wib, aku naik kembali ke atas dan segera kuinformasikan segala sesuatunya. Aku masih bertemu Pak Tumakaka (salah satu Anggota Majelis Gereja POUK BDP) dan Opung Simatupang (Penasehat Parsahutaon Dos Roha) sedang melayat salah seorang anggota TNI (mungkin mantan tetangganya di Halim dahulu) yang meninggal dan disemayamkan di Rumah Duka RSPAU. Sempat juga mereka menawarkan bantuan. Aku juga menelpon Bpk. Pdt Eko dengan harapan mereka bersiap apabila ada sesuatu yang penting terutama dalam  pelayanan di Rumah Duka nantinya. 

Aku masih melihat Namboru itu sedikit demi sedikit mulai tertutup matanya dan Nafasnya mulai satu-satu. Sempat juga kudengar bunyi tulang badan atau rahang gemeretak. Dan terakhir kulihat Namboru menarik nafasnya...dan ternyata itulah nafas terakhirnya..... Aku segera ke meja perawat untuk meminta mereka segera memeriksa.... dan benarlah...Namboru Kartini dinyatakan meninggal tepat pukul 11.15 Wib.

Amangboru marpaung kulihat baru datang.....setelahnya.....dan begitupun keluarga Marpaung yang lain......Segera setelah itupun persiapan dilakukan....
Keluarga Marpaung memutuskan agar Nambporu dimakamkan di Narumonda....

Malam itu adalah Ibadah pelepasan, dan besok paginya Jenazah diberangkatkan.....Aku sendiri tidak ikut....tapi tetap aku berdoa....

Tertulis Firman Tuhan :

"Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka." (Wahyu 14 : 13)


Aku berdoa agar kiranya Tuha Jesus memberi pengampunan buat alm. Namboru Kartini, dan bersama Dia di surga kekal..... Sungguh sebuah Khotbah yang nyata dan berguna bagi kehidupan kita semua.... Amien

Minggu, 22 Agustus 2010

Diberkati untuk menjadi Berkat

Saya merasa sangat diberkati saat menghadiri sebuah kebaktian persekutuan. Anda bisa membaca Yesaya 54:2-4. Dibalik ayat ini ternyata menyimpan janji Tuhan yang luar biasa. Sebenarnya ayat ini sangat cocok untuk para pekerja. Tapi saya merenungkan yang lebih lagi, dan saya mendapatkan berkat yang luar biasa. 

Point-1. Lapangkanlah tempat kemahmu

Kalau coba lihat secara jelas, bahwa ayat ini adalah perintah yang ditujukan kepada pribadi kita. Lapangkan tempat kemahmu, mengandung arti mari kita buka tempat sekeliling kita. Jika ternyata masih ada tanah milik kita yang belum kita fungsikan untuk dipergunakan.  Jadi misal kita punya rumah dengan tipe 45 dan luas tanah 150meter persegi, artinya kita harus mempersianpkan sisa tanah 105 meter persegi dari 150 meter persegi tersebut untuk kita pergunakan dan fungsikan. Jangan menjadi tanah/ tempat yang sia-sia. Karena apabila kita membutuhkan sisa tanah itu, kita sudah dengan mudah mempergunakan dan memfungsikannya. 

Point-2, Bentangkanlah tenda tempat kediamanmu.

Masih perintah juga. Setelah kita mempersiapkan lahan tersebut kita disuruh kembali untuk membentangkan tenda kediaman kita. Artinya dari lahan rumah type 45/150 m2 tersebut, kita dapat memakai lahan tersebut untuk untuk membuat kediaman kita selebar dan seluas-luasnya dengan batasan 150 meter persegi.

Point-3, Janganlah Menghematnya.

Ini adalah perintah penting, sekaligus kesimpulan point-1 dan point-2 diatas. Jangan menghemat, artinya pakailah keseluruhan tanah dan rumah itu sebesar-besar dan seluas-luasnya. Dengan arti kata jangan ada yang disimpan. 


Point-4, Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri 

Banyak perusahaan mempunyai visi menjadi yang terdepan di bidangnya atau core bussiness-nya. Banyak orang juga mempunyau visi menjadi orang no.1, terdepan dibidangnya, dsb. Tapi diayat ini nabi Yesaya bernubuat bahwa apabila point 1 s/d 3 diatas kita lakukan, maka kita dijanjikan salah satu seperti point-4 ini. Buat apa terdepan tapi tidak lebar, buat apa terbaik tapi tidak besar. Tuhan malah membuat kita melebar/mengembang ke kanan dan kiri. Memang seolah-olah tidak membicarakan tinggi, akan tetapi lihat pada point berikutnya. Jika saya lihat di Kamus Besar Bahasa Indonesia di  http://kamus.sabda.org/kamus/mengembang ,  me·ngem·bang·kan v 1 membuka lebar-lebar; membentangkan: ~ payung; 2 menjadikan besar (luas, merata, dsb): kerajaan itu ~ kekuasaannya; 3 menjadikan maju (baik, sempurna, dsb): ~ kesenian rakyat;
~ hati ki menggembirakan; menyenangkan; ~ sayap ki memajukan dan meluaskan usaha dagang dsb. 

Arti dari mengambang sudah banyak menaungi keingan hati kita. tergantung apa yang kita mau. 


Point-5, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa

Janji-Nya adalah bahwa keturunan kita akan memperoleh tempat bangsa-bangsa. Ini bisa diartikan sebagai 

a. Keturunan kita menjadi bagian dari bangsa-bangsa

b. Keturunan kita akan menguasai atau bahkan menggantikan tempat bangsa-bangsa.

Saya melihat kata "bangsa-bangsa" bisa berarti bangsa sendiri atau bangsa lain.


Pont-6, akan mendiami kota-kota yang sunyi

Dimana,  disuatu kota, ada kesunyian, kita akan diletakkan Tuhan diam didalamnya. Ini bukan berarti kita terbuang. Mungkin dimaksud dengan kota sunyi adalah sunyi dari gemuruh berita baik yang diperdengarkan dan disampaikan oleh orang-orang pilihan dan yang diutus Tuhan. Bisa siapa saja, bahkan kita juga bisa disitu. Kita membuat kota itu menjadi tidak sunyi karena berita Keselamatan yang kita sampaikan menggema diseluruh daerah/kota itu. Ke tempat-tempat dimana kesunyian karena tidak adanya kabar keselamatan dari Tuhan Yesus yang disampaikan, kesitulah Tuhan akan menempatkan kita dan kita disruh Tuhan untuk tinggal dan berdomisili disitu. 


Keimpulan dari semua itu adalah:  

1. Apabila kita mau menerima berkat Tuhan, maka Tuhan menginginkan kita agar mempersiapkan diri kita. Kembangkan talenta dan potensi kita. Karena berkat Tuhan itu besar. Jadi kalau tempat di hati, pikiran Jasmani dan rohani kita kecil. tentulah banyak berkat Tuhan yang terbuang. Atau kalau Tuhan sudah memberkati kita, tapi kita tidak kembangkan/alirkan dan menjadi saluran berkat itu sebesar-besar dan seluas-luasnya, , maka kita akan menjadi seperti "Laut Mati" yang tak berguna, karena tidak ada kehidupan disitu.

2. Jangan merasa kalau kita sudah cukup untuk "berbakti" pada Tuhan. Di masa pensiun, di masa katif bekerja, di saat-saat sakit parahpun, Tuhan mau kita alirkan dan salurkan berkat Tuhan yang ada pada kita. Jangan disimpan, jangan dihemat, habiskan semua talenta, potensi dan berkat dari Tuhan sehabis-habisnya supaya Tuhan terus mengisi kita dengan berkat-berkat lain yang berlimpah. 

3. Berkat Tuhan akan membuat kita mengembang yakni membuka lebar-lebar apa yang ada pada kita; membentangkan:bisa untuk melindungi (contoh ~ payung); menjadikan besar (luas, merata, dsb): Menguasai; menjadikan maju (baik, sempurna, dsb);
menggembirakan dan menyenangkan banyak orang; memajukan dan meluaskan apapun yang kita kerjakan maupun yang sedang diperjuangkan oleh kita dsb. Karena mengandung kata menguasai, maka kita akan menaklukan kota-kota sunyi dan menduduki apa yang dikuasai oleh orang-orang yang tidak percaya Kabar Keselamatan dari Tuhan Yesus....Setelah kita diberkati Tuhan...sampaikan pada yang lain bahwa Tuhan sudah memeberkatimu agar orang lain yang kau ajak bicara mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus secara rohani. 

Tuhan Yesus Memberkati

Minggu, 18 April 2010

Renungan Harian


Semalam aku menghadiri acara Marhata Togar-togar di sebuah keluarga anggota punguan parsahutaon kami di Jatiasih, yakni keluarga Siadari. Dimana keluarga tersebut baru saja ditinggal Ibu-nya yang dipanggil Bapa di Surga pada tanggal 6 Maret. Dari kesemua yang menyampaikan kata (aku sendiri kebagian untuk berdoa Pembuka) intinya semua berusaha menghibur keluarga tersebut agar dukacitanya cepat berlalu dan berharap hanya kegembiraan yang akan dihadapinya. Aku teringat saat tanggal 6 Maret tersebut, dari salah satu keluarga anggota punguan yang lain yang menyampaikan kabar duka tersebut pada kami. Aku berusaha untuk datang ke rumahnya untuk mengucapkan turut berbela sungkawa. Namun apadaya, saat itu aku juga harus berangkat menghadiri latihan Koor Komisi Kaum Bapak di Gereja. Walhasil, setelah jam 20.30 wib aku pulang. Hari itu juga ada keluarga lain yang ditimpa musibah, dimana juga Ibu dari keluarga tersbut dipanggil Tuhan. Rumah duka adalah di Perum Danamon.  Jadi sepulangnya dari gereja aku langsung berangkat menuju rumah duka  di Perum Danamon. Sepanjang disitu, aku berfikir, apakah aku mengirimkan sms saja ke Keluarga Siadari untuk memberi kata turut berbela sungkawa atau harus datang ke rumahnya. Kelamaan bertimbang, waktu pun berlalu dan besok pagi, dengan pesawat pagi dari Bandara Soetta, keluarga Siadari itu akan pulang ke Sidamanik (bonapasogit, kampung halaman) untuk melakukan acara penguburan sebagai penghormatan terakhir untuk orangtuanya. 

Hari ini aku ditegur melalui ayat Renungan Harian. Aku memeang berprinsip "Kita Wajib & Harus Datang menjumpai sanak Family, tetangga, sahabat, teman dll disaat-saat dukacita menghampiri mereka" Tapi saat dengan keluarga Siadari aku tidak melakukannya... Rasa bersalah menyerangku dan malam sebelum tidur aku mohon ampun pada Tuhan. Kiranya Tuhan mengampuni salahku yang tidak respon terhadap dongan sahuta yang sedang kemalangan itu. 

Renungan Harian yang kubaca akan kubagikan buat semua... Tuhan Yesus Memberkati. Amien 


SENTUHAN KASIH

Bacaan : Kolose 4:10-18

Dulu, setiap Natal tiba, orang Inggris suka mengirim surat pendek
berisi ucapan Natal di atas kartu kosong. Lama-kelamaan cara ini
dianggap tidak praktis. Tahun 1843, Sir Henry Cole mencetak kartu
bergambar disertai ucapan selamat, sehingga ia tinggal membubuhkan
tanda tangan di atasnya. Sejak itulah kartu ucapan mulai populer.
Kini cara itu pun dipandang kurang praktis. Banyak orang mengirim
ucapan Natal lewat SMS. Sekali tekan tombol "Kirim", ratusan orang
menerima ucapan Natal. Praktis memang, tetapi sentuhan kasihnya
kurang terasa.

Untuk menunjukkan cinta kasih, orang harus bersedia repot. Ketika
Rasul Paulus mengakhiri tulisannya bagi jemaat Kolose, ia
mengucapkan salam yang panjang. Salam dari rekan sepelayanannya
disebut satu per satu: dari Aristarkus, Markus, Yustus, Eprafas,
tabib Lukas, dan Demas. Selain itu Paulus juga menulis bagian salam
ini dengan tulisan tangannya sendiri. Padahal isi suratnya ditulis
dengan bantuan seorang sekretaris. Sungguh tidak praktis! Namun,
lewat semua ini Paulus ingin menunjukkan sentuhan kasihnya yang
bersifat pribadi pada jemaat Kolose.

Kesibukan dan kemajuan teknologi kadang membuat kita menyukai segala
sesuatu yang serbapraktis dan otomatis. Sentuhan kasih pun
diabaikan. Ketika seorang sahabat berduka, kita merasa cukup
menelepon atau menyatakan rasa duka lewat SMS, ketimbang membesuk
dan memeluknya. Saat ia menikah, kita hanya menghadiri pestanya.
Enggan menghadiri pemberkatan pernikahannya. Banyak orang merindukan
sentuhan kasih Anda. Maukah Anda sedikit repot untuk mewujudkannya?
--JTI

ORANG LEBIH MEMBUTUHKAN SENTUHAN KASIH ANDA

DARIPADA SEMUA TALENTA DAN HARTA MILIK ANDA

Kamis, 15 April 2010

Habis Petrus terbitlah Markus





Hampir 2(dua) bulan lebih kita mengikuti kisah Mafia Pajak dan Mafia Hukum. Sebenarnya sudah muak karena yang diberitakan adalah yang itu-itu saja. Apakah itu karena memang para penyidik memang belum mendapat perkembangan temuan atau memang mereka membuat para pemirsa televisi bahkan rakyat bosan sehingga kasus Bank Century menguap atau memang ini adalah langkah politik dibalik hukum yang dilakukan SBY guna menekan lawan-lawan politiknya atau apa lagi, yang jelas saya sendiri sudah bosan melihatnya.

Saya lebih tertarik, entah kebetulan atau tidak, muncul nama-nama yang menurut saya sebenarnya harus diubah. MARKUS, singkatan dari MAkelaR KasUS. Saya lebih tertarik membicarakan ini ketimbang membicarakan hal lain berkenaan dengan kasus Mafia Pajak dan Mafia Hukum itu. 

Markus, salah satu dari 4 (empat)  kitab Injil dimana banyak pandangan yang menyatakan bahwa Kitab ini adalah rangkuman dari Injil Matius dan Lukas. Markus menulis Injil ini terutama untuk orang-orang Grika dan bangsa-bangsa lainnya yang berbicara bahasa Yunani di kekaisaran Romawi untuk mengabarkan Kabar Baik tentang Yesus Kristus. Namanya yang sesungguhnya ialah Markos Ioanne, jadi Markus itu sendiri nama yang modern. Kalau mau lebih jelasnya silahkan dilihat di http://diosdias.wordpress.com/2007/03/02/arti-nama-nama-pengarang-injil/

Beberapa waktu dulu, di era Suharto berkuasa, sekitar tahun 80an, kita juga mendengar adanya PEnembak misTeRiUS disingkat Petrus. Petrus sendiri dalam Alkitab, disebut Yesus,  artinya adalah Batu Karang. Asal muasalnya bernama Simon. Setelah berdebat dengan Yesus saat Jamuan Terakhir, Yesus mengganti namanya menjadi Petrus, dan akhirnya setelah Yesus terangkat ke sorga, Petrus menjadi Rasul Misisonaris yang luar biasa. 

Ada yang aneh?????

Ya, di Indonesia istilah Petrus dan Markus punya indikasi yang sangat negatif. Petrus: Penembak Misterius yang menghilangkan banyak orang, terutama lawan-lawan politik, walaupun dijadikan juga sebagai kegiatan untuk menciptakan keamanan. Petrus juga menjadi senjata pemusnah yang disinyalir sebagai "Smooth Criminal, Big effect" baik di dunia kejahatan dan di dunia kebaikan. Banyak nyawa dihilangkan tanpa sebab. Bahkan isu hot-nya adalah pemusnahan lawan politik penguasa. Di dunia kejahatan, walaupun penjahat itu jahat, apak tidak  sebaiknya juga harus melalui proses hukum yang adil?  Akhirnya ini juga secara tidak langsung menyinggung umat Kristiani juga. Petrus si Batu Karang, menjadi Penembak Misterius....pemusnah massal sesungguhnya, Smooth Criminal. Saya tidak tahu kenapa nama ini dipakai untuk hal-hal yang berbau kriminal/misterius atau apa lagi istilah yang bermuara semua ke arah yang ekstreem kiri.Padahal Tuhan Yesus membawa nama ini menjadi nama yang ekstreem kanan bahkan menjadi luar biasa.

Istilah Markus, Makelar Kasus. Orang yang kegiatannya juga tidak jauh dari ekstreem kiri. Menyuap, korupsi, mengakali Negara dan membuat pendapatan yang diperoleh dengan cara tidak wajar kemudian ditampilkan secara wajar alias pencucian uang. Selain yang melakukan juga mendapat keuntungan sendiri, Negara malah mengalami kerugian yang tak kalah hebat. Padalah Markus tadi dalam hidupnya membawa Kabar Baik tentang Yesus Kristus. Bukan kabar buruk tentang penyuapan dlsb. Namun nama yang baik ini digiring lagi ke arah ekstreem kiri yakni Menyuap, korupsi, mengakali Negara dan membuat pendapatan yang diperoleh dengan cara tidak wajar kemudian ditampilkan secara wajar alias pencucian uang.

Ironis memang, jika saja Kristen adalah mayoritas dinegara ini, tentunya itu sudah diprotes habis-habisan. Namun karena minoritas kita berdoa sajalah semoga semuanya itu cepat berlalu walaupun tidak hilang karena dikenang sepanjang masa. Tuhan Yesus sudah mengingatkan, bahwa penderitaan (saya rasa juga termasuk penghinaan terhadap nama-nama yang baik dalam Alkitab sekarang ini) sudah dialami Yesus terlebih dahulu. Tugas kita hanya berdoa, memohon ampunan bagi orang yang memunculkan istilah tersebuat agar segera bertobat. 

Saat ini pencitraan nama-nama Kristen memang sangat dibutuhkan sebagai tampilan hubungan pribadi dengan Kristus dalam kehidupannya. Dulu Petrus, sekarang Markus...apalagi nanti? Lukas, Yohanes...Paulus atau apa saja....kiranya kita yang memberi nama anak kita atau yang sekarang sadar namanya diambil dari nama-nama orang baik bahkan rasul atau nabi di Alkitab semakin teguh menjadikan Alkitab sebagai sumber informasi tentang Allah dan kebaikan yang diciptakan-Nya bagi kehidupan pribadi lepas pribadi. Tuhan Memberkati...Amien

Selasa, 30 Maret 2010

suatu Sore......suatu Pagi


Entah kenapa aku mau menulis peristiwa ini blog-ku ini.

Sebenarnya ini sore itu adalah sore apes buatku. Di suatu sore saat pulang kantor, lokasi di parkiran motor...kudapati ban belakang si Jambrong (julukanku buat Vespa-ku) kempes total. Hari itu aku seharusnya bisa pulang dan sampai di rumah lebih cepat jika saja Jambrong masih oke. Tak dinyana, ban serep juga kempes.
Akhirnya aku pulang ke rumah menaiki Bis Kota. Tiba di rumah sebenarnya aku dah kangen sama anakku. Tapi berhubung ada acara Kebaktian Komisi Kaum Bapak, aku ndak sempat bermain dengannya. Ku lihat dia juga merasa kangen denganku karena semenjak aku sampai di rumah dia selalu manja minta digendong olehku.
Biasanya juga aku naik vespaku ke gereja. Tapi malam itu aku naik ojek. Acara kebaktian dimulai pukul 19.30 Wib dan sebenarnya selesai 20.30 Wib. Akan tetapi aku diajak untuk mengikuti latihan operet paskah, alhasil baru jam 23.00 Wib aku tiba di rumah. Dan sesampainya di rumah aku sempatkan menengok anakku dan istriku yang tertidur. Istriku terbangun dan memintaku untuk membetulkan antena TV yang jatuh terhempas angin.
Kembali ku tengok anakku di tempat tidur.....damai dan lelap sekali. Aku tahu pasti dia kecewa hari ini aku tidak menggodanya dan membuatnya tertawa. "Maaf Nak"...kataku. Aku juga ndak bisa mencium keningnya karena sebenarnya aku juga tengah Flu (pilek, red). Hanya Telapak kakinya yang kuelus-elus sambil ku panggil namanya.
Setelah kubetulkan antena TV, tepatnya kucopot. Aku segera cuci muka,sikat gigi dan ganti baju. Langsung aku menuju tempat tidur. Aku lihat istriku memaksakan diri untuk menstrika baju anakku. Setelah aku tak bisa merayunya untuk segera tidur karena sudah tengah malam, aku biarkan dia mensetrika. Toh baju anakku juga sudah habis,jadi memang harus disetrika malam itu atau besok pagi subuh. Aku segera tidur...sebelumnya aku cium kepala anakku...aku berdoa dan akhirnya tidur....
Alarm handphoneku berbunyi pertanda pukul 03.30Wib. Segera aku bangun, minum air putih hangat dan segera bergegas ke tempat cucian baju karena cucian baju anakku juga sudah bertumpuk akibat 2 hari istriku tak sempat mencuci. Segera kucuci sambil seperti biasa kutumpahkan kangenku dengan anakku melalui bajunya yang ku-kucek sampai bersih. Aku baru selesai mencuci pukul 04.45Wib. Sebelumnya, aku mendengar anakku menangis karena ditinggal istriku ke toilet. Langsung kugendong dan kuajak bicara. Dia segera tenang. Setelah istriku keluar dari toilet, istriku menyiapkan lauksarapanku, langsung Nielsha kuberikan pada istriku. Aku lanjutkan mencuci. Setelah mencuci aku langsung mandi, pake baju dan sarapan. Setelah itu aku bersiap-siap berangkat. Kulihat anakku sudah bangun,sebab ituaku ajak keluarga doa pagi. Aku sempat terlupa untukmengajak anakku berdoa "Met Met Ahu On". Ternyata dia minta istrikuuntuk berdoa "Met Met Ahu On" bersamanya. Istriku memanggilku, dan kami bertiga berdoa kembali "Met Met Ahu On". Setelah itu, aku bersiap berangkat ditemani dan diantar oleh anak dan istriku tepat pada pukul 06.35Wib.
Sampai dikantor pukul 07.26Wib, aku buka laptopku dan membaca semua email yang masuk dan setelah itu bersiap untuk menambal ban si Jambrong. Aku selesaikan semua itu pada pukul 10.00 Wib. karena pada jam itu aku sudah di kantor lagi.
Ini hari yang melelahkan buatku....tapi harus dihadapi. Oh ya nanti malam Latihan operet Paskah lagi jam 19.00 wib. Aku rasa aku akan cepat sampai dirumah untuk melepas kangen pada anakku Nielsha dan istriku karena ban si Jambrong sudah bagus. Semoga.........

Acara HUT Ke-1, Kebaktian Ucapan Syukur dan Acara Adat Tardidi anakku Nielsha Debora Pradana (2)


Setelah itu kami beristirahat dan tidur dalam kelelahan. Pagi harinya, kembali aktifitas kami adalah bersiap-siap untuk berangkat menuju HKBP Rawamangun. Kami terbangun jam 05.00Wib tanggal 7 Maret 2010. Aku langsung bergegas untuk mencuci kendaraan dan mempersiapkan pakaian untuk ke Gereja. Jas, dasi dan sepatu segera kupersiapkan. Begitupun dengan istriku. Anakku sendiri terbangun pukul 06.00 wib. Aku merasa dia masih sangat lelah, tapi apa boleh buat kami cuma berdoa agar hari ini juga Tuhan pimpin. Terutama keuatan dan kesehatan anak kami Nielsha Debora Pradana. Sebelumnya tanggal 5 Maret 2010, kami sudah melaksanakan bimbingan dari Pendeta. Jadi hal itu merupakan suatu kepastian keikutsertaan kami untuk membawa anak kami ke hadapan Tuhan untuk dibaptis. 

Walaupun kami terlambat lebih kurang 15 menit karena hal teknis di salon tempat istriku pesan, tapi semua tetap berjalan baik. Sebelum naik ke altar, aku sempat berbisik ke anakku agar dia tenang saja saat dibaptis (dikenai air) dan tidak takut sama Pendeta yang berjubah hitam. Puji Tuhan, dia tidak nangis dan meronta saat di Baptis. Dia malah melihat dan mengikuti dengan seksama apa yang dilakukan Pendeta Tamba. Ketika namanya disebut Nielsha Debora Marsaulina Pradana, aku mengucap syukur bahwa anakku kini telah dimeteraikan dalam nama Bapa, AnakNya Tuhan Jesus Kristus dan dalam nama Roh Kudus. Halleluyah...anakku berhak mendapat Kerajaan Sorga mulai saat ini. Sesampainya di tempat kami duduk tadi aku berdoa dalam hati agar kiranya Tuhan memberi kami berdua (aku dan istri,red) Hikmat untuk mengajari, membimbing dan menuntun anak kami untuk berpengenalan dan bertumbuh dalam Tuhan Jesus Kristus. Puji Tuhan samapai kebaktian selesai, bersalam-salaman dan pulang sampi di rumah (jati Asih) semua berjalan dengan baik. 

Acara dilanjutkan dengan acara Adat Batak dimana pihak Pardede (Mertua dan Lae) memberikan ulos buat anakku. Semua yang kuundang juga berdatangan dan semua berjalan dengan baik. Puji Tuhan...Halleluyah.... Tuhan Maha Baik,. Cuaca hari itu sepanjang hari cukup cerah dan tidak hujan sama sekali. Anakku juga begitu menikmati keramaian itu dan lebih bersemangat lagi tatkala tiba waktunya untuk potong kue Ultah dan buka kado (termasuk kado yang kemarin dia dapatkan). Acara selesai kurang lebih pukul 17.00 Wib dan kami beberes dibantu adik-adik, Bapa dan Mama. Semua dikerjakan sampai pukul 20.00 Wib. Setelah Bu'De Atun pulang, kami bertiga baru bisa tidur dalam kelelahan sampai hari Senin Pagi. Sekali lagi Tuhan Maha Baik, dia memberikan pertolongan dan kekuatan serta kesehatan buat kami bertiga. Semua untuk kemulian namaNya, Tuhan Jesus Kristus. 

Terimakasih buat Tuhan Jesus Kristus Raja Seluruh Bumi, Terimakasih buat Keluarga Besar Pardede dohot Boruna, Terimakasih buat Keluarga Besar Op. Pamontang Laut dan dan Terimakasih buat perwakilan Parsahutaon Dos Roha Jatiasih dohot humaliangna. Kiranya Tuhan Jesus Memberkati kita semua dan ini semua untuk Kemuliaan Nama Tuhan Jesus Kristus......... Amien

Senin, 29 Maret 2010

Acara HUT Ke-1, Kebaktian Ucapan Syukur dan Acara Adat Tardidi anakku Nielsha Debora Pradana (1)



Beberapa hari ini badanku kurang sehat. Tapi tidak separah ketika aku masih tinggal di Rawamangun dohot humaliangnya. Mungkin karena kelelahan setelah 2 bulan aku mempersiapkan segala sesuatunya buat acara HUT ke-1 dan Tardidi (baptis,red) anakku Nielsha Debora Marsaulina Pradana br. Pangaribuan. Aku dan Istri mempersiapkan segala sesuatunya berdua. Mulai dari mengkonsep, menyusun jadwal acara, membeli ini dan itu, kemudian acara berlangsung sampai beberes. Tapi biarpun begitu kami tetap merasa senang.

Perencanaan acara ini sebenarnya sudah kami rencanakan saat anakku berusia 3 bulan. Tetapi karena satu dan lain hal, makanya harus diundur beberapa waktu sehingga acara kami putuskan untuk diselenggarakan pada 7 Maret 2010. Kenapa tanggal ini dipilih adalah karena beberapa alasan :

  • Anakku lahir 19 Februari 2009, jadi kalau dibuat tanggal 6 Maret tentunya umurnya sudah genap 1 tahun (lewat dikit lah)
  • Jadwal Baptisan kudus di Gereja HKBP Rawamangun adalah Minggu ke-1 setiap bulan. Ini bertepatan pada tanggal  7 Maret 2010. ya sesuai aja lah...
  • Bertepatan juga kami sekeluarga mendapatkan kesempatan sebagai tuan rumah di Kebaktian Sektor IV Gereja POUK (Persekutuan Oikumene) BDP tahun 2010 ini. Nah, kami memilih tanggal 6 Maret 2010 sebagai hari pelaksanaannya.

Rangkaian persiapan kami mulai di awal tahun 2010. Kami mencari informasi sebanyak-banyaknya buat Acara HUT terlebih dahulu, kemudian Acara Tardidi. Setelah hampir 1 bulan survey, kami memutuskan memakai Hoka-Hoka Bento (bukan promosi ya, red) sebagai vendor acara ini yang dilaksanakan pada 6 Maret 2010 jam 15.30 wib. Kemudian kami menyiapkan tenda dengan cara sewa ke usaha jasa tenda, dimana kami menggunakan DANU TENDA. Luasnya 540 m2, menutupi halaman depan dan belakang rumah. Untuk bangkunya, kami meminjam dari pengurus RT setempat. Sedangkan untuk acara adat setelah tardidi, kami pergunakan Lapo Marpadot Be (kebetulan ini besan mertuaku yang punya, red) sebagai vendor. Dengan harga yang lumayan juga (ndak terlalu mahal dan juga tidak terlalu murah tapi mengenai rasa, tidak ada yang ngalahin), kami sudah bisa tenang tidak akan kekurangan. Secara ini juga pesta berenya Tulang Panjaitan par-Marpadot juga..wakwkakwkak.

Seminggu sebelum acara dimulai, anakku sakit...... Batuk Pilek dan disertai demam... kami betul-betul sangat cemas sekali....pikiran kami "apakah kuat anakku ini mengikuti rangkaian acara 5, 6 dan 7 Maret 2010?" tapi semuanya itu mereda pada hari Kamis tanggal 4 Maret 2010, walaupun pileknya masih ada sedikit. 

Akhirnya tepat pada tanggal 6 Maret 2010, kami laksanakan HUT Ke-1 Nielsha Debora Pradana br. Pangaribuan. Saat pagi sampai siang, pasang tenda, cuaca cukup baik. tetapi menjelang jam 2 hujan turun lebat sekali. Kami sudah sangat cemas, kalau-kalau tamu banyak yang ndak bisa datang. Tapi setelah ditunggu akhirnya tepat pukul 16.00 wib, acara dimulai dan tamu-tamu yang diundang (secara ini acara anak-anak) hampir seluruhnya datang. Puji Tuhan, kami bersyukur Tuhan pimpin acara sampai selesai. Kado-kado yang diberikan oleh teman-teman anakku pun cukup banyak, padahal kami tidak menyangka. Aacara selesai kurang lebih pukul 17.15 Wib.  

Dan untuk acara selanjutnya adalah Kebaktian Sektor IV Gereja POUK (Persekutuan Oikumene) BDP. Untuk acara ini, kami memakai jasa catering salah satu anggota sektor IV juga (ini rekomendasi para sesepuh sektor IV).  Hujan mulai berhenti saat tamu-tamu (sekitar jam 18.50 Wib) mulai berdatangan. Dan hujan sama sekali berhenti...Puji Tuhan...karena yang datang kebanyakan para sepuh juga, kami sebenarnya khawatir banyak yang ndak datang. Tapi Puji Tuhan, smua berjalan baik...Tuhan juga pimpin acara ini sampai selesai... Semoga semua yang datang dan kami sekeluarga juga Tuhan berikan berkat rohani. Amien... Anakku, sebenarnya sudah lelah sekali. Sengaja istriku menidurkannya terlebih dahulu, akan tetapi karena mendengar suara orang bernyanyi, akhirnya dia bangun dan bertepuk tangan di dalam kamar sampai akhirnya istriku mengajak keluar kamar dan ikut kebaktian. Dalam hatiku, anakku ternyata juga mau memuji Tuhan...heheheh... Semoga menjadi alat Tuhan bagi Kemuliaan-Nya..Amien... Pada acara ini aku menyampaikan kesaksian perjalanan 1 tahun keluarga kami (setelah anakku lahir)...Puji Tuhan biarlah semua untuk KemulianNya.

Setelah acara selesai, kami semua beberes. Kami dibantu Bu'De Atun dan Lili (sepupuku), selesai jam 00.00 Wib. Kami (aku , istri dan anakku yang sudah tertidur kami lipat tangannya membentuk posisi berdoa)  berdoa bagi acara hari itu. Sungguh Tuhan Baik... kami bertiga diberi kekuatan, kesehatan dan hikmat serta tuntunanNya sehingga semua rangkaian acara berjalan dengan baik. 

Minggu, 28 Maret 2010

Teman Lama, sahabat lama...


Punya seorang teman seperjuangan tentulah sangat membanggakan. Walaupun berpisah, tapi tetap masih ada perasaan yang menggebu untuk bertemu. Keinginan untuk bercerita, tertawa dan kelakar tentunya sangatlah besar. Seorang sahabat lama ku tiba-tiba muncul di Facebook. Aku sangat terkejut karena pastinya dia sudah menghilang sangat lama. Yang aku ingat terakhir bertemu dengan dia adalah pada saat Amangboruku dirawat di RS Cikini, sakit Leukemia. Itu kurang lebih sekitar tahun 2002, karena seingatku aku mulai kerja saat Amangboruku itu meninggal. Kami hampir 1 jam bercerita di Taman Rumah Sakit. Walaupun singkat, tapi yang aku sayangkan adalah aku tidak menggali informasi dengannya. Sehingga kami putus komunikasi total
Tapi siang in, aku bangga karena akhirnya kami bisa bertemu walaupun hanya lewat dunia maya seperti Facebook. Kondisi kami juga sudah banyak berubah. Minimal kaami sudah sama-sama menikah dan bekerja, sayang foto sahabatku itu tidak dicantumkannya di FB, jadi aku sendiri tak tahu sekarang seperti apa perubahannya.
Kami pernah bersama, tepatnya bertiga. Tidur, makan, nongkrong, "mangepe" (martandang,bahasa batak; red), pergi kuliah bareng, rebutan bis bareng dan mengikuti kebaktian PDO Getsemani FMIPA UNSRI juga bersama. Kami juga yang menanamkan anti exclusifisme di kampus, sehingga banyak orang yang kenal dan berteman dengan kami.

Sayang...sahabat ku itutidak berhasil menyelesaikan kuliah karena satu dan lain hal. Di jurusannya, dia sangat disegani karena memang sangat mahir dalam mata kuliah statistik dan aljabar. Sempat terkatung-katung di tahun ke-2, akhirnya dia memutuskan untuk mengikuti abangnya di Ujung Pandang. Memang abangnya inilah yang banyak mensupport dia. 

Tapi yang aku bangga adalah kami bertiga tetap bisa berkomunikasi walaupun sempat hilang kontak. Semoga suatu saat kami bertiga bisa bertemu lagi dan melakukan hal-hal yang positif.

Kamis, 25 Maret 2010

Quo Vadis Parsahutaon


Ide saya menulis ini muncul saat saya dalam perjalanan ke kantor. Di perumahan saya tinggal, orang-orang Batak yang tinggal juga di situ berusaha selalu berkumpul untuk tetap melanjutkan kebersamaan dalam sebuah kumpulan yang dinamakan Parsahutaon Dos Roha. Ada yang menarik dari kumpulan dimana saya juga sebagai anggota adalah komposisi keanggotaannya sangat heterogen dari segi umur, asal muasal dan tingkat ekonomi. Tetapi kami semua berusaha menjalankan peran, tugas dan fungsi kami baik sebagai anggota maupun pengurus.

Kami semua juga sangat menghormati adat-istiadat Batak walaupun hanya sekedar menggunakan panggilan "lae", "ito", "abang/akkang", "kakak/haha", bere dsb. Terkadang timbul pertanyaan dalam diri saya, sampai kapan hal ini bisa bertahan? Masih kah anak cucu saya merasakan kehangatan seperti saat  saya merasakan sekarang ini? Kalau mau sedikit melihat ke sekeliling lagi, tidak sedikit juga,bahkan yang sudah tua, tidak mau bergabung dengan kumpulan ini. Padahal kami semua sangat membutuhkan mereka, karena merekalah yang lebih berpengalaman. Sehingga mereka dapat membimbing, mengajari dan mengarahkan kami terutama buat saya sendiri yang merupakan pasangan keluarga muda. 

Persoalan lagi adalah saat ini banyak juga pasangan muda (batak) yang tidak mau bergabung juga karena mereka sibuk dengan segala kesibukannya juga. Ke Kantor, Bisnis, Usaha dll mengambat langkah kaki mereka untuk sekedar beranjangsana dengan keluarga batak lainnya. 

Alangkah ironis sebenarnya. Kalau saja semua keluarga batak memahami makna dan keuntungan di balik kegiatan Parsahutaon, tentunya makin banyaklah mereka yang mendaftar dan kemudian aktif melayani satu dengan lainnya.  Saling kunjung, membesuk dan memberikan dorongan serta motivasi kepada pihak yang sedang mengalami pergumulan berat adalah contoh kegiatan dalam parsahutaon. Kalau kegiatan yang menyenangkan tidak usah di persoalkan karena pastilah itu membuat semua pihak akan datang. Tetapi kalau kemalangan?....

Kami, dijepit oleh 2 situasi yang menjadi realita. Bagaimana meresponnya? Mau idealis atau tetap mengikuti arus?   Quo Vadis Parsahutaon....





Rabu, 24 Maret 2010

Ingin Kembali ke Masa Lalu


Hampir 10 Tahun sejak lulus dari Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam, tiba-tiba beberapa waktu yang lalu saya sangat merindukan masa-masa itu kembali saya alami. Masa-masa dimana saya merasakan kesulitan dalam memecahkan soal-soal Fisika, kemusian ke perpustakaan mencari informasi (bahkan kadang harus pinjam buku dari perpustakaan), setelah itu kembali ke soal tersebut, kutak-kutik, muncul kesulitan lagi, cari informasi lagi, sampa akhirnya menyimpulkan persoalan itu dengan kesimpulan sendiri (yang belum tentu benar). Lalu meneruskan dengan soal-soal lain...dan begitu seterusnya. 

Betul-betul saya merindukan masa-masa seperti itu. Berkutat dengan Fisika memang  mengasyikkan. Padahal kalau dilihat di masa-masalah sekolah (SMP dan SMA) Fisika adalah momok yang paling menakutkan. Jangankan untuk melihat gurunya, mendengar saja sudah muak. 

Lalu setelah saya mulai berada di dunia kerja (2 tahun setelah lulus), saya kembali muak dengan Fisika karena menurut saya semua yang sudah saya lakukan adalah sia-sia. Tidak perlu susah-susah dengan Fisika sebenarnya, cari yang ringan saja kita toh akhirnya masuk "perangkap" dunia kerja yang ujung-ujungnya mencari DUIT untuk mengisi rongga perut kita yang besarnya cuman 1 jengkal tangan saja.

Huh, menyebalkan kalau sekarang itu mau digali lagi. Karena pikiranku sebenarnya sudah berkarat dengan banyak hal.  Tapi entah kenapa, saat inti "rindu" itu datang..... Kejenuhan bekerja....atau tingkat stress yang mendekati......Yang pasti rindu itu membuatkau kembali membuka-buka tentang Fisika, Gelombang, Transformasi Fourier, Seismik, Instrumentasi Fisika, Schrodinger.